Macro hampir sama dengan procedure, yang dapat membantu anda dalam membuat program yang besar. Dengan Macro anda tidak perlu menggunakan perintah "CALL" dan anda juga bisa menggunakan parameter dengan mudah. Suatu ciri dari pemrograman bahasa tingkat tinggi!
17.1. MEMBUAT MACRO
Macro adalah lebih mudah dibuat daripada procedure. Untuk membuat Macro bisa anda gunakan bentuk seperti pada gambar 17.1.
---------------------------------------------------------------
NamaM MACRO [P1,P2,,]
+------------+
| Program |
+------------+
ENDM
---------------------------------------------------------------
Gambar 17.1. Model Macro
"P1" dan "P2" adalah parameter yang bisa anda gunakan pada macro. Parameter ini berbentuk optional, artinya bisa digunakan ataupun tidak. Supaya lebih jelas bisa anda lihat pada program MAC1 yang menggunakan macro ini untuk mencetak karakter.
Cetak_Kar MACRO Kar
MOV CX,3
MOV AH,02
MOV DL,Kar
Ulang :
INT 21h ; Cetak Karakter
LOOP Ulang
ENDM ; End Macro
;-----------------------------------;
; Program : MAC1.ASM ;
; Fungsi : Menggunakan Macro ;
; Untuk mencetak ;
; huruf 'SSS' ;
;-----------------------------------;
.MODEL SMALL
.CODE
ORG 100h
Proses:
Cetak_Kar 'S' ; Cetak Huruf S
INT 20h
END Proses
Program 17.1. Menggunakan Macro
Dari program MAC1 bisa anda lihat betapa mudahnya untuk menggunakan macro. Pada procedure, setiap kali kita memanggilnya dengan perintah CALL maka program akan melompat pada procedure tersebut, sehingga setiap procedure hanya terdapat satu kali saja pada program. Lain halnya dengan Macro, setiap terjadi pemanggilan terhadap macro atau dapat dikatakan secara kasar, setiap kita memanggil macro dengan menuliskan nama macronya dalam program, maka seluruh isi macro akan dipindahkan pada program yang memanggilnya. Dengan demikian bila pada program anda memanggil suatu macro sebanyak 10 kali maka macro tersebut akan disisipkan 10 kali pada program. Hal inilah yang menyebabkan program yang menggunakan macro ukuran programnya menjadi lebih besar. Tetapi hal ini juga yang menyebabkan program yang menggunakan macro lebih cepat daripada procedure, karena pada procedure komputer harus melakukan lompatan tetapi pada macro tidak perlu.
17.2. LABEL PADA MACRO
Pada macro anda bisa menggunakan label seperti biasa. Tetapi anda harus ingat, karena setiap pemanggilan Macro akan menyebabkan seluruh isi macro tersebut disisipkan pada program, maka pada macro yang didalamnya menggunakan label hanya dapat dipanggil sebanyak satu kali. Bila anda menggunakanya lebih dari satu kali maka akan terjadi "**Error** Symbol already defined elsewhere: ULANG" karena dianggap kita menggunakan label yang sama.
Untuk menghindari hal itu, gunakanlah directif LOCAL. Dengan directif LOCAL assembler akan membedakan label tersebut setiap kali terjadi pemanggilan terhadapnya.
Cetak_Kar MACRO Kar
LOCAL Ulang ; Label 'Ulang' jadikan Local
MOV CX,3
MOV AH,02
MOV DL,Kar
Ulang:
INT 21h ; Cetak Karakter
LOOP Ulang
ENDM ; End Macro
;-----------------------------------;
; Program : MAC2.ASM ;
; Fungsi : Menggunakan Macro ;
; Untuk mencetak ;
; huruf 'PPPCCC' ;
;-----------------------------------;
.MODEL SMALL
.CODE
ORG 100h
Proses:
Cetak_Kar 'P' ; Cetak Huruf P
Cetak_Kar 'C' ; Cetak Huruf C
INT 20h
END Proses
88
Program 17.2. Menggunakan Perintah LOCAL
17.3. PUSTAKA MACRO
Bila kita sering menggunakan suatu fungsi seperti mencetak kalimat pada setiap program yang kita buat, tentu saja akan sangat membosankan karena setiap kali kita harus membuat fungsi yang sama. Dengan macro anda bisa menghindari hal tersebut dengan membuat suatu pustaka macro. Pustaka tersebut bisa anda simpan dengan suatu nama, misalnya 'pustaka.mcr'. File yang tersimpan adalah dalam bentuk ASCII, tanpa perlu di compile.
;/========================\;
; Program : PUSTAKA.MCR ;
;\========================/;
Cetak_Kar MACRO Kar ; Macro untuk mencetak
MOV AH,02 ; Karakter
MOV DL,Kar
INT 21h
ENDM
Cetak_Klm MACRO Klm ; Macro untuk mencetak
LEA DX,Klm ; kalimat
MOV AH,09
INT 21h
ENDM
Program 17.3. Pustaka.MCR
Setelah program 17.3. anda ketikkan, simpanlah dengan nama 'PUSTAKA.MCR'. Anda bisa menggunakan macro pada file pustaka.mcr dengan hanya manambahkan kata:
INCLUDE PUSTAKA.MCR
Sebagai contohnya bisa anda lihat pada program 17.4. yang menggunakan file pustaka.mcr ini untuk mencetak kalimat dan karakter.
;/====================================\;
; Program : TPTK.ASM ;
; Fungsi : Contoh menggunakan ;
; pustaka macro ;
;\====================================/;
INCLUDE PUSTAKA.MCR ; Gunakan file PUSTAKA.MCR
.MODEL SMALL
.CODE
ORG 100h
TData : JMP Proses
Kal0 DB 'PENGGUNAAN PUSTAKA MACRO $'
Proses:
Cetak_Klm Kal0 ; Cetak Kalimat Kal0
Cetak_Kar 'Y' ; Cetak Huruf 'Y'
INT 20h
END TData
Program 17.4. Menggunakan Pustaka.MCR
Setelah program 17.4. anda jalankan, maka pada layar akan ditampilkan:
PENGGUNAAN PUSTAKA MACRO Y
17.4. MACRO ATAU PROCEDURE ?
Banyak pro dan kontra mengenai macro dan procedure ini. Sebagian orang menganggap macro akan merugikan program, tetapi banyak juga yang menganggap macro adalah pemecahan yang tepat dalam pemrograman assembler yang terkenal sulit untuk digunakan. Kini apa yang akan anda pakai ? Macro ataukah procedure ? Untuk itu marilah kita lihat dahulu perbedaan antara procedure dan macro ini.
- Procedure tidak memperpanjang program, karena hanya muncul sekali saja pada program.
- Macro akan muncul pada program setiap terjadi pemanggilan terhadap macro, sehingga macro akan memperpanjang program.
- Untuk menggunakan procedure anda harus memanggilnya dengan perintah CALL dan dalam procedure diakhiri dengan RET.
- Macro bisa anda gunakan dengan memanggil langsung namanya dan pada macro tidak perlu diakhiri dengan RET.
- Procedure akan memperlambat program, karena setiap pemanggilan terhadap procedure, komputer harus melakukan lompatan.
- Macro tidak memperlambat program karena komputer tidak perlu melakukan lompatan.
- Pada procedure anda tidak bisa menggunakan parameter secara langsung. Bila anda ingin menggunakan parameter bisa dengan melalui stack atau register.
- Macro dengan mudah bisa menggunakan parameter, suatu ciri bahasa tingkat tinggi.
- Macro lebih mudah dibuat dan digunakan daripada procedure.
Setelah melihat perbedaan-perbedaan tersebut, kapankah kita menggunakan procedure dan kapankah menggunakan macro ?
- Jika fungsi tersebut jarang dipanggil, gunakanlah MACRO karena macro tidak
memperlambat proses.
- Jika fungsi tersebut sering dipanggil, gunakanlah PROCEDURE karena
procedure tidak memperbesar program.
- Jika fungsi tersebut kecil, gunakanlah MACRO. Karena pengaruh terhadap
besarnya program hanya sedikit dan program akan lebih cepat.
- Jika fungsi tersebut besar, gunakanlah PROCEDURE. Karena procedure tidak
memperbesar program.
1 komentar:
kreeeen blog nya gan .. paptut berguru gan
Posting Komentar